Powered By Blogger

Selasa, 28 Juli 2015

lucu-lucuan soal golongan darah.. hihi ^_^

------------------------ golongan darah O ---------------------------------
Makanan yang harus dijauhi GolDar ‪#‎O‬: cumi2, gurita, kerang, telur puyuh, yogurt, minyak kelapa, susu sapi, es krim, jagung
Makanan yang harus dikonsumsi O: daun selada, sayur brokoli, rumput laut, buah bluberry, buah ceri, kacang polong, jahe, daging
GolDar #O ketika bertemu dengan orang yang ia sukai, bingung, dan tidak tau harus berbuat apa
#O itu cenderung keras sama diri sendiri tapi tidak untuk orang lain
Urusan waktu, #O paling gak bisa yang namanya menunggu.
Bagi #O, penampilan itu... apa saja. asal gak kaku dan bisa bikin percaya diri
#O itu curhatnya biasanya sama ‪#‎AB‬, walaupun ujung2nya malah diceramahin AB, tapi O justru suka kritikan yg membangun
#O selalu ingin jadi yang terdepan, tingkat percaya diri tinggi, tapi gampang menyerah kalau sudah gagal
#O itu sering dijadiin pemimpin
Kebiasaan dari #O: keras kepala, pingin punya teman baik yg banyak, gak terlalu suka sama tekanan
Eh #O, masih sering galau gara2 masalah?
Kamu #O ya? | Kok tau? | Karna kamu itu suka humor, seneng diskusi & ternyata romantis juga
Hidup #O itu kental banget sama prinsip. bahkan hal sepelepun itu harus ada aturan mainnya
#O itu suka merugikan diri sendiri demi hanya 1 orang yang penting di hidupnya. abis itu nyesel sendiri dianya
#O itu kalau lagi marah kadang orang yang gak bersalah kena getahnya juga-_-
#O itu tingkat kelabilannya paling tinggi, perasaannya juga suka berubah-ubah kayak bunglon/?
#O itu paling sering di kecewain temen deketnya. padahal O sering banget mengalah
Senyum itu udah jadi nafasnya #O
Punya teman harus diingat
Jangan ingat cuman pas ada maunya
GolDar #O bukan tipe penjilat
Nggak suka, bilang apa adanya
#O di hubungin mantan lagi yaa? awas cinta lama balik lagi loh/?
Pagi #O, O itu pulang pagi, besoknya berangkat lagi. kalau kesiangan ya paling gak masuk dianya
#O itu ngalong karena moodnya lagi bagus
#O itu memangnya egois?? kamu gak liat apa? mereka itu pedulian lohh
#O "Hidup untuk membuat semuanya menjadi bahagia"
#O itu kalau udah males bikin tugas, bakal ditinggalin deh itu tugas. tapi, pas mau dikumpul, dia langsung gunain the power of kepepet/? wkwk
Hey #O, kamu itu setia kawan banget, cuma gampang dikibulin?
Ciyeee #O yang demen makan tapi gak gendut2 ciyeee
Ibarat tawon, #O gak bakal nyerang kalo dia gak kepepet/?
\#O itu kalau bawelnya lagi kumat, orang2 di sekitarnya pasti bilang "ini anak ngomong apa sih, gak jelas masa-_-"
#O itu kalau udah marah bawaannya pasti diem, dan mau ngomong lagi kalau keadaan hatinya udah stabil
#O itu orangnya dewasa, berpikir panjang, dan paling bisa mengerti apa yang sedang orang lain rasakan. bener kan?
#O itu egois tingkat dewa, tapi kadang bisa jadi peduli banget sama orang lain
#O itu kalau lagi nangis gak butuh di hibur, dia hanya perlu di tinggal sendiri
#O paling sering ngertiin orang lain, tapi gak pernah dingertiin
#O itu kalau udah sama kelompoknya, lebaynya gak ketulungan dan jadi moodboster buat yang lainnya
#O itu tetep baik sama orang yang ngejahatin dia
#O itu kalau suka sama orang sulit dipendem. tapi, kalau cemburu jago banget nyembunyiinnya
#O itu suka yang namanya adu mulut, bentak-bentak orang. tapi, setelah itu dia bakal ngerasa bersalah terus nangis-_-
#O itu kalau lagi jutek, jangan dijutekin balik. itu kode supaya di baikin/manjain/?
#O itu suka ngedumel didalem hati
#O itu gak bisa frontal
#O itu kalau lagi di kelas bawaannya gak bisa diem. Bener?
Hey #O, masih suka nyeletuk?
#O "To me, trust is everything"
#O itu suka canggung kalau ngomong sama orang yang disuka. bahkan kadang sampe mau ngomong tapi mulutnya O gak bisa gerak/?
#O itu kadang garing, kadang lawak. tapi kebanyakan lawaknya/?
Katanya, #O itu kalau ada temen minta traktir pasti bakal di traktir. tapi, kalau saudara minta traktir, kadang O pelit
#O itu kalau nasehatin orang kata2nya bijak banget
#O itu pinter banget nyembunyiin masalahnya seolah2 gak ada apa2

naskah surat yang gw kirim buat lomba :D

Surat cinta untuk Kamu nya Aku,

Kamu nya Aku..
Kamu dimana sih? Aku nungguin kamu disini.. setiap hari berdoa dan menantikan hari dimana Tuhan akan mempertemukan kita.
Pernah ada dua cowo yang bikin aku jadi 'aneh' dan jadi hobi senyam senyum sendiri.. Kata orang, itu tanda jatuh cinta. Aku pikir..mereka itu kamu. Tapi ternyata bukan. Karena mereka.. ah ya sudahlah. Toh kata yang bernama "cinta" itu udah ga lagi aku rasain ke mereka. Aku pun normal kembali. Sebenarnya "normal" itu apa sih? hehe.. ga penting banget ya aku :D

Kamu nya Aku,
Apa di suatu tempat diluar sana kamu juga nyariin aku? Apa kamu juga berdoa supaya saat kita ketemu nanti.. kita berdua saling mengenali? supaya kita ga perlu lagi ketemu "orang yang salah" dan supaya kita ga perlu lagi (maksa) menghibur diri dengan kata-kata "semua akan indahpada waktunya.."

Kamu nya Aku..
Saat aku nulis ini, aku tuh kangennnn banget sama kamu. Aku harap kamu juga lagi kangennnn banget sama aku *ngarep mode on* ;p

Kamu nya Aku,
Jangan pernah menyerah ya.. jangan pernah berhenti mencari aku. Karena aku akan selalu berdoa dan menunggu kamu disini, hingga dihari nafasku berhenti. Isi surat ini adalah isi hatiku untukmu, calon imamku. Hanya kepadamu dengan sepenuh hati.. ^_^

With love,
Aku nya Kamu,
Umi Baridah Ircham

Jumat, 21 November 2014

curhat dikit..

paling sebel kalo tiba-tiba perasaan ngedrop. ga ada angin ga ada ujan ga duit tiba2 byarr!! mendadak mellow. pengen nangis tanpa tau kenapa dan apa penyebabnya. hati ga enak. mulai paranoid. jangan-jangan ini.. jangan-jangan itu.. duuhh jangan sampe ada apa2! mudah2an ga akan ada apa2, Ya Allah.. begitu reaksi reflek si hati. mau tidur ga bisa.. engga tidur.. makinan jadi galaunya! terus gw harus gimana?? :((

kesel tak berwujud, sedih tak bertepi, gelisah tak menentu, gundah gulana tak berujung.

hhhhhhhhh..

Rabu, 19 November 2014

buat cowo yang ngasih gw nickname "rosechild" :p



KNOCK OUT
OLEH : UB. IRCHAM

Marvin menghela nafas beratnya untuk kali ke empat. Sekali lagi, lelaki bertinggi 180 sentimeter itu harus menelan kekecewaan lagi. Bintang mendampratnya untuk yang ke.. Marvin lupa sudah sampai hitungan keberapa perempuan istimewa itu dia izinkan untuk melakukannya.
Marvin Johansen. Eksekutif muda yang cukup sukses, 28 tahun umurnya. Ga setampan Brad Pitt memang.. tapi dia juga ga jelek-jelek amat. Karismatik, begitulah deskripsi orang-orang yang melihatnya.    
“Aku udah bilang, aku ga ada waktu buat ketemu kamu. Aku belum bisa maafin kamu, okey?! So stay away from me!”
Udah dua bulan aku minta maaf, tapi kamu masih aja membatu ga mau maafin aku. Sampai kapan, Bintang? Marvin membatin. Baru kali ini dia mengemis maaf dari seorang perempuan. Baru kali ini dia merasa menyesal mutusin cewe. Baru kali ini pula dia ngalamin yang namanya Cinta Lama Bersemi Kembali. Baru Bintang yang bisa bikin Marvin merasakan semua itu.
::
“Aku pengen kita putus”
Kalimat pendek itu membuat Bintang mengerjapkan matanya. Ini beneran? Dia ucek-ucek kemudian melebarkan kedua bola matanya. Dan memang kalimat itulah yang terpampang dilayar monitor handphone nya. Marvin mutusin gw lewat sms? Bintang nengok ke samping kirinya. “gw mimpi apa ya?” dia nanya sama bayangannya di cermin kaya orang linglung. Dia baca lagi. Kali ini sampe dieja. Tapi hasilnya tetep aja kalimat “Aku pengen kita putus”. Bintang bengong. Dia baru aja bangun dari tidur siangnya waktu nerima sms itu.
 “Aku serius, Bi.. aku rasa kita udah ga sejalan..”
“Maksud kamu?”
“Aku selalu salah dimata kamu. Aku kurang merhatiin saat kamu sakit, kamu ngambek. Aku jarang menghubungi kamu, kamu marah. Aku ga bisa rutin ngapelin kamu, kamu uring-uringan. Padahal kamu tau kaya gimana sibuknya aku. Aku tuh jadi ngerasa kaya pacar yang jahat yang lebih sayang sama pekerjaannya ketimbang sama cewenya. Aku ga bisa kaya gini terus. Aku ga suka selalu ngerasa bersalah setiap kali kita ribut. Aku cape, Bi. Aku..”
“Apa dosa aku udah ga terampuni? Udah sebegitu salah nya kah aku sampe kamu pengen banget putus sama aku? Apa ga sebaiknya kita break dulu? Sebulan atau dua bulan atau sampe kita baik-baik lagi. Apa harus putus, Marv?” bergetar suara Bintang. Perlahan tetesan air bening jatuh dari kedua matanya.
“Maafin aku, Bi. Tapi lebih baik kita..”
“Putus?” Bintang menggigit bibirnya untuk meredam sakit yang terasa di ulu hatinya.
“Iya. Aku harap kita masih bisa bertem..”
Marvin belum menyelesaikan kalimatnya saat Bintang dengan reflek memencet tombol merah di hapenya. Sedetik kemudian dia lempar sembarangan benda itu.
“I WILL NEVER FORGIVE YOU, MARVIN! NEVER!!” teriak Bintang sebelum akhirnya menenggelamkan wajahnya dibalik bantal. Dia menangis histeris. Menumpahkan sakit yang sungguh luar biasa yang tengah dirasakan hatinya.
Bintang menyeka air mata nya. Sejenak tadi dia kembali ke masa lalu. Tepatnya ke enam bulan yang lalu. Saat Marvin, lelaki yang dulu amat dia cintai itu semena-mena menghancurkan hatinya bertubi-tubi. Dulu? Siapa sih yang coba lo boongin, Bi? Sampe sekarang pun lo masih cinta sama dia..
Apakah sebuah cinta mampu untuk selalu memaafkan?
Bintang masih belum tau jawabannya.. 
::
Senyum Marvin terlihat sumringah. Senyuman terlebar sejak dia putus sama Bintang. Penyebabnya adalah seorang gadis berambut lurus sebahu yang sedang tersenyum manis dihadapannya. Gadis cantik berbola mata indah itu ga lain adalah Bintang. Mereka sedang menikmati makan malam disebuah restoran didalam hotel berbintang lima. Salah satu cara Marvin menunjukkan cinta kepada pujaan hatinya.
“You look wonderful tonight, Dear..” Marvin menggengam tangan Bintang
“Eric Clapton banget deh kamu” Bintang menjulurkan lidahnya, membuat Marvin gemes kemudian mencubit hidung bangirnya. Mereka berdua tertawa lepas tanpa memperdulikan ke-eksklusif-an tempat mereka makan malam saat ini.
“Aku serius..” kembali Marvin menggengam tangan Bintang kemudian menatap dalam ke mata perempuan yang amat dia cintai itu.
“I love you, Bi” Marvin hendak mencium tangan Bintang ketika reffrain lagu Kenagan Terindah nya Samson mengalun. Itu adalah bunyi ringtone telepon genggamnya. Dengan emosi setinggi tugu monas dia merogoh kantong celananya.
Tepat disaat dia meraih handphonenya, dia terbangun.
“Damn! Mimpi doang!”
Marvin gerusukan mencari ponselnya.
Nomer yang anda tuju berada di luar service area. Silahkan..
“Aarrrrrggghh!! Kamu bener-bener udah bikin aku gila, Bintang!”
::
Segelas Mango Smoothies dan angin Pantai Padang-Padang menjadi teman Bintang menikmati sorenya di sebuah café. Pantai yang berada di Desa Pecatu, yang pernah membuat Michael Learns To Rock terpesona ini adalah salah satu tempat favorite Bintang untuk sejenak melupakan gundah gulana hatinya di Pulau Dewata. Kelompok musik asal Denmark itu pernah membuat video klip untuk lagu mereka yang berjudul Someday. Julia Roberts juga pernah syuting untuk film Eat, Pray, Love nya di pantai yang dikelilingi tebing-tebing yang menjulang indah dan gua-gua karang yang terbentuk dari hempasan ombak pada batu karang ini. Pantai yang selalu bikin kangen siapapun yang pernah mengunjunginya. 
Sambil menunggu detik-detik menjelang sunset, dia membaca lagi pesan-pesan Marvin di WhatsApp nya Tiap kali membaca permintaan maaf dan rayuan-rayuan mantannya itu Bintang merasakan sedih dan gembira bersamaan. Mungkin perasaan ini yang mengispirasi Def Leppard waktu nyiptain When Love And Hate Collide kali ya? Bintang menghela nafas. Betapa dia sangat merindukan cowo romantis bermata hijau, keturunan Swedia-Sunda, berambut semi plontos yang udah sering menyakiti hatinya itu.
Bintang mengenal Marvin di dunia maya. Lewat Yahoo Messenger mereka berkenalan. Dia termasuk salah satu dari sedikit manusia di bumi ini yang masih menggunakan YM. Setidaknya itu pendapat teman-teman kampusnya. Bintang si old fashion lady, mereka bilang. Tapi Bintang ga pernah ambil pusing dengan hal itu. Toh dia juga ga termasuk manusia yang kurang pergaulan kok. Being old fashion is not a problem. Being kuper? that’s the real disaster! Begitu motto hidupnya.
Dia sama sekali ga nyangka perkenalan nya dengan cowo yang terlahir enam tahun lebih dulu dari dia itu akan memberi banyak rasa dan warna dikehidupannya. Selang dua bulan yang cukup intens ngobrolin macem-macem di YM dan bales-balesan komen di Facebook, Marvin nembak dia tepat dihari ulang tahunnya. “Enakan temenan aja deh, Marv.. aku belum kepengen pacaran. Lagian juga kita kan belum pernah ketemu. Takutnya kamu kecewa klo udah liat aslinya aku loh hehe. Kita temenan aja ya? J” tolakan halus Bintang waktu itu. Tapi ternyata Marvin pantang menyerah. Justru Bintang yang akhirnya angkat tangan. Dia menerima Marvin setelah cowo itu tiba-tiba mengetuk pintu kosannya. Dia ga akan pernah lupa gimana hatinya bersorak dan melompat kegirangan saat mereka bertatapan langsung untuk pertama kalinya.
Sebulan pertama hubungan mereka, semua manis. Bahkan ribut-ribut kecil antara merekapun terasa indah. Bulan berikutnya masih manis. Walau rasa asam mulai muncul tiap Bintang kesal sama Marvin, dia tetap menikmati hari-harinya bersama sang pacar. Menjelang bulan ke empat.. rasa sepat yang lebih sering Bintang rasakan. Marvin udah jarang sms, jarang nelpon. Padahalkan mereka LDR-an. Bintang kuliah di Denpasar dan Marvin bekerja di Magelang. Komunikasi itu penting. Bintang mulai sering bertanya “Apa Marvin ga kangen sama gw?!” ke dirinya, ke temen-temennya, bahkan ke tembok kamar kosannya. Kalo Bintang protes tentang hal itu, Marvin ga terima.
Bintang jadi curiga kalo Marvin selingkuh. “Yang sekota aja bisa nyelingkuhin, apalagi yang beda! Jarak Magelang-Denpasar itu jauh, Bi.. bukan ga mungkin cowo kamu itu “mampir” juga ke kota lain kan? Aku bukannya mau nakut-nakutin loh ini. tapi ada baiknya kamu selidiki. Ga baik kan kalo terus-terusan berprasangka buruk ke dia? Mudah-mudahan dia emang beneran sibuk makanya jadi kurang perhatian sama kamu” Kata Yulinda, sahabatnya.
Selang beberapa hari, dugaan Bintang dan kata-kata Yulinda terbukti. Bintang pun langsung mutusin Marvin meskipun mereka baru seminggu yang lalu ngerayain hari jadi mereka yang ke empat bulan.    
“Aku ga mau putus. Aku masih sayang banget sama kamu, Bi. Masa cuma karena aku jarang hubungin kamu, kamu minta putus sih? kan yang penting aku ga lupa anniversary kita. Baru minggu kemarin kita ngerayain itu, masa sekarang kamu minta putus? Aku ga mauuuu”
“Cuma karena itu?! Marvin, kamu selingkuh! Dan itu yang bikin aku mutusin kamu!”
“Aku ga selingkuh, Dear.. kamu salah faham! Aku cuma menghibur dia aja.. dia abis putus sama cowo nya. Aku ga mungkinlah selingkuh sama dia.. dia udah aku anggap adik sendiri. Percaya dong sama akuuuu” Marvin masih berusaha membuat Bintang mengubah keputusannya.
“Yeah right! Kamu pikir aku bodoh atau apa?! Mana ada adik-kakak semesra ini! dan ini.. dan ini!” Bintang menunjukkan foto-foto mesra Marvin dan seorang cewe bule.
“Mesra apanya sih?! Cuma cium pipi dan rangkulan aja kok. Itu kan biasa, Bi. Itu..”
“Well, aku ga pernah semesra itu sama abang aku. So..” respon Bintang datar.
Marvin bilang kalo cewe pirang itu baru datang dari Swedia dan pengen refreshing, mengobati patah hatinya karena ditinggal nikah sama cowonya tanpa sebab yang jelas. Bintang ga mau tau soal itu. 
 “Kamu udah bohong sama aku, nyelingkuhin aku dan itu udah cukup buat aku untuk mutusin kamu. Lagian aku ga mau dikangenin sama kamu cuma pas ditanggal jadian kita aja. Aku bosen terus-terusan minta diperhatiin sama kamu. Aku bukan pengemis cinta tau! Kita putus. Titik” Tanpa memperdulikan rengekan Marvin, Bintang memutuskan hubungan mereka.
Tapi Marvin belum menerima keputusan Bintang. Dia bersikeras kalo dia ga selingkuh, dia cuma TTM-an sama cewe itu. Buat Marvin TTMan sama selingkuh itu beda. Marvin tetep ga mau diputusin sama Bintang.
Dengan kegigihannya, Marvin kembali bisa menaklukan hati Bintang. Dalam waktu tujuh bulan lelaki itu berhasil membuat Bintang menerimanya kembali. Dia sukses meyakinkan Bintang kalo dia ga akan pernah selingkuh dalam bentuk apapun. Dia ga mau TTM-an lagi sama cewe manapun. Cewe pirang yang sempet bikin Bintang meradang dan Marvin khilaf itu bernama Karra. Marvin bilang dia udah kembali ke negaranya dan akan menikah disana. 
Bintang bahagia karena Marvin berubah. Bukan cuma jadi rajin nelpon, sms dan sejenisnya.. cowo itu juga rajin mengunjunginya. Hampir setiap akhir pekan atau paling tidak sebulan dua kali Marvin “setor muka” ke Bintang. Bintang yakin kalo kali ini Marvin ga akan lupain janji-janji dia waktu ngajak balikan dulu. Tapi ternyata dia salah. Kebiasaan lama Marvin muncul lagi. Bintang mulai merasa harus ngambek dulu baru diperhatiin. Meski begitu Bintang ga mau buru-buru mutusin Marvin. Dia mencoba bertahan. Mengusir jauh-jauh tiap kali pikiran negative nya datang dan memilih untuk meyakini kalo Marvin udah bener-bener berubah, Marvin yang sekarang itu cowo setia. Bintang memaksa dirinya untuk bersikap dewasa dengan lebih bersabar. Dan meskipun sedih karena Marvin ga terlalu merhatiin dia saat dia sakit, dia tetap berusaha mengerti kesibukan pacarnya yang memang gila kerja itu.
Tapi yang terjadi kemudian malah Marvin yang mutusin dia. Kata Marvin dia merasa terkekang pacaran sama Bintang. Mutusin nya lewat sms lagi! Bintang sempet ngerasa kejadian itu emang salahnya. Marvin minta putus karena dia yang ga mampu jadi pacar yang baik. Berminggu-minggu Bintang menyalahkan dirinya sendiri sampai dia denger dari Davi, sahabatnya Marvin kalo Marvin udah pacaran sama cewe lain di Bandung. Cewe itu sahabat masa kecilnya, cinta pertamanya Marvin. Davi pikir Bintang udah tau dan Bintanglah yang mutusin Marvin yang udah nyelingkuhin dia. Davi ga nyangka kalo yang mutusin justru Marvin. Pake acara pura-pura jadi korban nya Bintang pula.
            Rasanya kaya udah jatoh ketimpa tangga terus ketiban pohon sama monyet-monyetnya waktu Marvin dengan santainya ngakuin kalo alasan dia mutusin Bintang itu karena cintanya udah di approve sama Gladis. Ga ada rasa bersalah sama sekali saat Marvin cerita gimana bahagianya dia sekarang dan menyanjung memuji cewe itu di depan Bintang.
            “Aku sadar aku udah nyakitin kamu. Tapi paling engga sekarang aku jujur kan? Kita.. masih bisa berteman, kan?”
            Bintang menjawab pertanyaan-pertanyaan Marvin dengan sebuah tamparan keras di pipi kiri lelaki itu. Tanpa kata dia ninggalin Marvin yang mematung ditempatnya. Ngilu dihatinya berkali lipat melebihi ngilu yang dia rasakan ditelapak tangannya.       
Bahkan setelah semua rasa ga enak yang pernah kamu kasih ke aku, Sunset ga pernah terlihat cantik tanpa kamu, Marv..
Bintang memandang nanar sunset yang ga cantik menurutnya itu.
Kenapa aku belum bisa maafin kamu tapi juga masih terus aja nganggenin kamu? Aku kangen kamu, Marvin. Aku kangen.. kita.
Bintang memejamkan matanya. Terasa lagi rasa sakit itu. Luka lamanya bersemi kembali mengingat kebohongan besar yang udah dilakuin seorang Marvin terhadapnya. Sembilan bulan sudah berlalu tapi lukanya masih disana. Tepat di pusat hatinya.
::
“Bi..”
Marvin langsung melepaskan gengamannya dipergelangan tangan Bintang ketika perempuan itu menatap sinis kearahnya.
“Bintang! Kamu mau aku ngapain lagi untuk nunjukin gimana nyeselnya aku udah mutusin kamu? Aku udah puluhan kali minta maaf, mawar putih kesukaan kamu yang aku kirim mungkin udah bisa kamu jadiin kebun. Aku bahkan udah berlutut barusan. Tapi kenapa kamu belum juga mau maafin aku?! Everybody made a mistake! Please give me a second chance, Dear..”
Bintang mempercepat langkahnya. Dia muak. Dia cape. Dia.. hanya ingin pergi sejauh mungkin dari lelaki bernama Marvin Johansen yang dia benci sekaligus masih dia cintai itu.
“Bintang! memangnya kesalahan aku sebesar apa sampai kamu susah sekali maafin aku? It’s been almost a year for God Sake!” Marvin Histeris.
Bintang berbalik dan bergegas berjalan ke arah Marvin. 
“Ya, Marvin.. everybody made a mistake. A MISTAKE! Kamu?!”
Marvin terkesima melihat kilatan dimata Bintang.  
“And second chance? Aku udah pernah ngasih kamu itu tapi kamu sia-siain! lupa? perlu aku ingetin gimana kamu udah nyakitin aku?! Berapa kali kamu udah nyakitin aku?!”
Marvin terdiam.
“And even if..” tenggorokan Bintang tercekat
 “IF i still love you..” Bintang menguatkan dirinya untuk tetap menatap Marvin
“Apakah sebuah cinta mampu untuk selalu memaafkan?” sebutir air mata jatuh dari mata Bintang.
“Kalau kamu yang aku sakitin berkali-kali.. kalau aku yang ngelakuin kesalahan yang sama ke kamu terus menerus.. Apa kamu mampu untuk selalu maafin aku?”
Marvin termangu. Lidahnya mendadak kelu.
::
Mata Bintang serasa mau loncat keluar melihat sesosok lelaki yang sudah tiga bulan  menghilang dari hidupnya.
“Ka.. mu?”
“Hey. How are you?” lelaki itu mengulurkan tangannya
“Kok kamu tau aku ada disini?”
“Aku kangen sama kamu, Bi..” sedikit kecewa, lelaki itu menarik uluran tangan nya yang ga mendapat sambutan
“Kok kamu tau aku ada disini?” Bintang masih terkesima
Marvin cuma tersenyum “Bisa kita ngobrol sebentar?”
“Marv..”
“Sebentar aja. Please? Ini penting banget”
Butuh waktu beberapa detik sebelum akhirnya Bintang mengangguk.
Dua bulan yang lalu, sejak kejadian di kosan Yulinda, Bintang menghilang. Gadis itu meninggalkan Denpasar dan pergi entah kemana. Dia bahkan udah berhenti kuliah. Berpuluh kali Marvin membujuk Yulinda untuk memberitahu kemana Bintang pergi, tapi sahabat kentalnya Bintang itu ga mau ngasih tau. Yang Marvin dapat dari Yulinda hanyalah omelan. Padahal Marvin udah mengorbankan weekend nya, hari liburnya demi mencari Bintang, tapi tetap saja Yulinda ga terharu dan tetap bungkam. Marvin nanya ke teman-teman kampusnya Bintang, tapi ga ada yang tau Bintang pergi kemana. “Bintang sih pamit sama saya mau ke rumah neneknya di Semarang” kata bu Made, ibu kos nya. Tapi begitu Marvin ke sana, nihil. Bintang memang pernah ke rumah neneknya, tapi cuma dua hari dan dia wanti-wanti neneknya untuk tutup mulut kalo Marvin nanyain keberadaannya. Lagi-lagi Marvin pulang ke rumahnya tanpa hasil. Tanpa tau keberadaan Bintang.
Tapi bukan Marvin namanya kalo dia menyerah begitu aja. Bagai detektif, Marvin mengawasi gerak-gerik Yulinda. Dia yakin sekali kalo Yulinda dan Bintang masih saling kontekan. Usahanya menuai hasil. Kesabarannya berbuah manis. Suatu siang, ada sebuah paket buat Yulinda dari Bintang. Yulinda sedang di kampus waktu itu dan Marvinlah yang menerima paketnya. Dia hanya mencatat alamat Bintang, paketnya dia kasih ke Ibu Made. Rasanya seperti dapetin milyaran rupiah dari undian kopi rencengan yang iseng-iseng dia ikuti, Marvin teriak kegirangan mendapatkan alamat pujaan hatinya. Ga nunggu Sabtu berganti menjadi Minggu, Marvin langsung terbang ke Jakarta. Dengan pesawat terbang tentunya. Karena dia bukan Superman.   
::
Mendung masih menaungi langit Jakarta pagi ini. Tanah pun masih basah, jejak dari hujan yang turun semalaman. Suasana sendu yang menyelimuti Ibu Kota Negara ini berbanding terbalik dengan suasana hati Marvin. Hatinya hangat ditengah dinginnya udara disekitarnya.
Senyum Marvin belum juga hilang sejak dia membuka matanya tadi sampai dia menyalakan mesin Honda Jazz hitam nya saat ini. Hatinya berbunga-bunga menuju rumah Bintang yang hanya berjarak 25 Menit dari hotel tempat dia menginap. Dia berencana untuk segera mencari kontrakan. Segera setelah dia mengantar Bintang ke kampusnya. Bintang memang belum menerima cinta nya lagi. Tapi paling ga gadis 22 tahun itu udah maafin dia. Marvin akan berjuang kembali untuk merebut hati Bintang. I’ll make you love me once more, Bi! Gimana pun susahnya.. aku akan perjuangin cinta kamu. Tekad Marvin.   
 Senang sekali akhirnya bisa mendapatkan maaf dari Bintang.. Marvin menghela nafas bahagia. Kali ini lo ga boleh mengulangi kesalahan yang sama, Marvin! Bintang udah ngasih lo kesempatan ketiga, jadi jangan lo kacauin lagi! Ancam seseorang ketika dia nengok ke kaca spion mobilnya. “i won’t” jawabnya sambil mengedip kemudian tersenyum ke seseorang itu. Ga sia-sia dia berhenti dari pekerjaan lamanya sebagai Manager di sebuah perusahaan swasta yang cukup ternama di negeri ini. Dia tinggalkan kenyamanan hidup di Magelang untuk pindah ke Jakarta yang masih serba ga pasti. Dia tinggalkan jabatan yang dulu dia raih dengan penuh perjuangan dan sekarang memulai dari awal lagi : mencari pekerjaan. Semua dia lakuin demi Bintang. Demi bisa bersama lagi dengan satu-satunya wanita yang selalu bikin dia kangen meskipun dia sedang bersama wanita lain.
Marvin memang memiliki masalah kesetiaan. Dia ga bisa berkomitmen hanya dengan satu orang wanita. Playboy, bahasa populernya. Dia sempat berfikir kalau sifat ga setia nya itu menurun dari kedua orang tua nya. Papa nya yang orang Swedia itu bercerai dengan Mama nya yang mojang Bandung ketika dia berumur 14 tahun. Papa ketahuan selingkuh sama teman lamanya, eh bukannya berusaha bikin Papa sadar, Mama nya malah ikutan selingkuh.  Sampai umur Marvin 28 tahun pun Papa masih belum juga sembuh dari “penyakit” playboy nya. Dari ulah Papa nya itu, Marvin mendapatkan 3 saudara dan 2 saudari tiri, dari 3 perempuan berbeda. Marvin sendiri ga punya saudara kandung. Syukurlah Mama nya ga seperti papa nya. Dia hidup bahagia bareng Oleg, Oskar dan Om Hans, suami nya yang sekarang di Russia sana. Oleg dan Oskar adalah saudara tiri yang paling dekat sama Marvin diantara yang lainnya. Tapi hubungan Marvin dan semua saudara juga saudari tiri nya ga ada masalah. Mereka baik-baik aja.       
Hidup Marvin berubah ketika dia mengenal seorang Bintang. Bintang yang membuat dia mutusin dua perempuan sekaligus ketika Bintang menerima cinta nya pertama kali, tahun lalu, di ulang tahun nya yang ke 27 tahun. “Penyakit” nya kambuh saat Karra datang. Dia menghianati Bintang. Namun, ga seperti sebelumnya.. Marvin ga mau ngejadiin Karra pacarnya. Mereka hanya TTMan. Marvin sendiri ga tau kenapa dia ga bisa menduakan Bintang dengan cewe lain. Padahal sebelum dia kenal Bintang, dia merasa bebas aja pacaran dengan dua atau tiga cewe sekaligus. Ga basa-basi pake TTMan, semua dijadiin pacar. Dengan tampang karismatik dan sifat romantis yang dimilikinya serta didukung jumlah rupiah yang mumpuni di rekening bank nya.. ga susah buat Marvin membuat kaum hawa mengagumi untuk kemudian jatuh cinta sama dia. Sebelum ketemu Bintang, perempuan datang dan pergi begitu aja, ga ada yang berbekas di hatinya. Di putusin pun dia cuek aja. Tapi saat Bintang yang mutusin dia, dia uring-uringan. Jungkir balik dia minta balikan sama Bintang. Karena meskipun dia jalan sama Karra, dia ga pernah lupa sama Bintang. Makanya dia shock waktu Bintang minta putus. Baru Bintang yang bisa bikin Marvin seperti itu.
Bahkan waktu dia yang mutusin Bintang karena cinta nya di terima oleh Gladis, teman masa kecilnya. Namun Gladis, cinta pertama nya itu ternyata juga ga mampu membuat Bintang hilang dari ingatan Marvin. Bintang masih ada ditempat teristimewa di hati Marvin. Dia masih saja merindukan gadis manis yang menyebutnya dengan “mas botak nanggung ku tercinta” tiap kali ingin meledeknya. Dia merindukan Bintang meski sedang menikmati sunset bersama Gladis. Gladis membuat Marvin sadar kalo Bintang emang ga tergantikan. Itulah sebabnya Marvin mutusin Gladis, karena dia masih cinta sama perempuan berdarah Semarang-Betawi itu.
Marvin memang telah berbuat salah kepada Bintang. Dia menyakiti hati perempuan yang begitu baik dan tulus mencintainya berkali-kali. Sekarang Marvin sadar, menyesal dan ingin memperbaiki dirinya. Dia bersyukur akhirnya Bintang mau memaafkannya lagi.         
     ::
Can’t wait to see you tonight, Dear.. :*
Pesan yang Marvin kirim ke WhatsApp nya Bintang
Mee too J
“Wuhhuw!!” Marvin melonjak kegirangan mendapat jawaban itu
Dua minggu sudah Marvin menjadi supir pribadi nya Bintang. Mengantar dan menjemput nya di kampus. Perempuan itu memang belum juga mau balikan sama dia. Tapi sikap Bintang udah ga jutek lagi. Mereka udah semakin sering nonton, makan atau sekedar jalan bareng. Itu udah bikin Marvin seneng dan yakin kalo Bintang masih cinta sama dia, seperti dia masih cinta sama Bintang.
Kemarin, saat mereka lagi nungguin sunset di atas atap gedung kampusnya Bintang. Marvin memberikan sebuah kotak yang langsung dibuka sama Bintang
“Did you know that when a penguin finds its mate, they will stay together forever? Would you be my penguin?”
“Oww.. Marv..” Bintang menatap Marvin dan kalung berlian berliontin sepasang penguin lucu itu bergantian. Marvin lega karena Bintang ga tau kalo kata-katanya itu dia contek dari tulisan di kaos nya Oskar. Tapi bukan maksud Marvin membohongi Bintang kali ini. Kata-kata itu memang mewakili harapan dia terhadap Bintang.
“Aku bikin khusus untuk kamu” senyum Marvin tulus
“Marvin..” Bintang menatap Marvin penuh haru
“Aku ga minta kamu jawab sekarang. Aku ga buru-buru kok. Kamu pakai kalung ini kalo kamu udah mau mempertimbangkan untuk balikan sama aku. Just take your time, Okey?”
“Okey” Bintang membalas senyuman lelaki yang ada berdiri dihadapannya itu.
“I love you, Bi..”
“Makasi untuk kalungnya, Marv” jawab Bintang masih dengan senyumnya
“You’re welcome, Dear” Marvin sama sekali ga kecewa dengan jawaban itu. Begitulah Bintang. Dan itulah yang membuatnya begitu istimewa dimata Marvin.
Dan pagi ini Bintang memakai kalung itu. Hampir copot rasanya jantung Marvin waktu ngeliat kalung itu tergantung cantik di leher Bintang. “Kamu..” Marvin hanya mampu menunjuk kalung itu, speechless. Bintang menjawab dengan senyuman dan anggukan. Dia pun ga menolak ketika Marvin mengajaknya makan malam. Yes! Tonight is the night! Sorak Marvin dalam hati.
::
Meski sedang dipenuhi pengunjung, namun suasana romantis di restoran ditepi pantai ini tetap terasa. Nuansa temaram perpaduan lilin-lilin dan lampu-lampu taman yang menjadi ornamen utama restoran, lagu-lagu cinta yang dimainkan home band, suara lembut deburan ombak.. perpaduan sempurna untuk melengkapi kebahagiaan manusia-manusia yang sedang jatuh cinta.
“Aku ngerasa ada di surga loh sekarang..”
“Kok bisa?”
“Karena aku ditemenin sama bidadari..” Marvin mengenggam tangan Bintang
“Huu.. ga apdet ah gombalannya!”
Marvin terbahak melihat mimik lucu Bintang.
“I love you” Kembali Marvin mengenggam tangan Bintang yang tadi sempat terlepas.
“Ternyata sebuah sebuah cinta mampu untuk selalu memaafkan ya, Bi? Aku senang akhirnya kamu maafin aku, meski aku tau itu ga mudah buat kamu. Kamu ga tau gimana senengnya aku saat ini. Aku cinta banget sama kamu, Bintang..”
“Kamu bener, Marv.. memaafkan itu ga mudah. Tapi melupakan.. itu jauh lebih susah. Sampai saat ini aku masih belum bisa ngelupain gimana gampangnya kamu menghianati aku. Dua kali kamu ngelakuin itu ke aku dalam waktu setahun. Mungkin itu sebabnya sulit buat aku untuk percaya sama kamu lagi. Tapi aku udah bisa maafin kamu kok. Aku memilih untuk berdamai dengan rasa sakitku dengan cara maafin kamu..” Bintang melepaskan gengaman tangan Marvin “Aku udah maafin kamu meskipun sekarang aku udah ga cinta sama kamu”
“Ma.. maksud kamu, Bi?”
“Maksud aku.. ini” Bintang menelpon seseorang dan ga lama kemudian datanglah lelaki tampan berambut kecoklatan dan bermata biru yang langsung saja merangkul pinggang Bintang dan menatapnya penuh cinta.
“Aku pengen ngenalin kamu sama calon suami aku. He’s from America, kita berdua ketemu di bandara waktu aku balik ke Jakarta beberapa bulan lalu.. ransel kami ketuker and umm.. it was like in the movies hahaha.. anyway, kami akan nikah bulan depan” senyum Bintang terasa tajam menusuk tepat dijantung Marvin.
“Buck Willmington” laki-laki itu mengulurkan tangan nya. Marvin hanya mengangguk.
“Semua pesanan kita tadi udah dibayar sama Buck. Sorry aku PHP-in kamu belakangan ini. Kita impas ya?” Bintang menyerahkan kalung penguin pemberian Marvin. “Happy New Year, Marv..” sambung Bintang lalu pergi meninggalkan dia yang masih sawan.
Marvin belum sepenuhnya sadar saat Buck kembali ke meja nya “I just wanna say thank you. Terima kasih kamu sudah menjadi orang bodoh. Karena kalau kamu pintar, kamu ga akan menyia-nyiakan perempuan seperti Bintang. Aku senang sekali kamu sebodoh itu” Bahasa Indonesia Buck masih terbata-bata. Tapi Marvin menangkap setiap kata-katanya
“Kalau sempat, datang ya..” Buck menepuk-nepuk pundak kiri Marvin dan menyerahkan sebuah undangan berwarna biru. Bule yang dimata Marvin menyebalkan itu pergi dengan senyum lebarnya.
Tepat pukul 12 malam langit Jakarta dihiasi kembang api beraneka warna. Suara petasan juga ramai memeriahkan malam bergantian tahun. Setiap dentuman suara petasan dan kembang api yang meledak itu terasa seperti pukulan Mike Tyson di hati Marvin.
The End

Terinspirasi dari lagu "Strange Foreign Beauty" nya Michael Learns To Rock ^_^



Si Cantik Misterius
Oleh : UB. Ircham

 “Ebuseehh.. gokil! Hahahaha pede banjir parah! gila beneran loo” Reaksi Upi setelah denger cerita gw.
“Lhaa.. emang selama ini gila nya Dimas akting gitu? Wah hebat braderr.. akting lo natural! hahahaha” Dodit nimpalin yang disambut ngakaknya Upi
Gw ga ngegubris dua manusia nyebelin yang emang hobi banget membully gw itu. Sepasang mahluk rese yang udah jadi sahabat gw sejak gw membuka mata didunia sampe gw terdaftar sebagai siswa kelas 12 IPS 4 di sekolah gw tercinta ini.
Dodit Herdiansyah yang beruntung banget berperawakan atletis meskipun males olah raga dan Lupita Araya, si tomboy berbadan mungil -yeaah mungil, bukan boncel.. begitu katanya- lahir dibulan yang sama. Dodit dulu disusul Upi dua hari kemudian. Dan selang empat bulan kemudiannya lagi, lahirlah gw untuk melengkapi hidup mereka. Mungkin karena faktor senioritas itulah selalu gw yang jadi korbannya. Well, ga selalu juga sih.. tapi seringnya! Haaahh.. nasibb nasiibb..
“Jiahh pake narik napas lo! Mending narik Mikrolet, Dim.. dapet duit! wkwkwk” kata-kata Upi meluncur dengan sadisnya.
“Hahahaha.. betul betul betul” timpal Dodit riang gembira
Dan gw hanya mampu menarik napas sekali lagi.
Nama gw Dimas. Dimas Alfahrezi. Tinggi dan berat badan gw itu 171 sentimeter dan 59 kilogram. Gw cowo berkaca mata dengan minus 1,5. Kata orang-orang sih gw ini mirip Rangga Azof. Itu loh.. artis sinetron pendatang baru. Yang belum tau dia, bisa langsung tanya sama mbah gugel hehe. Anyway..
Kita bertiga lagi dikamar si Dodit ngebahas soal kejadian yang menimpa gw kemaren saat gw tabrakan sama seseorang sampe gw jatoh terduduk.
“Maaf, mas.. aduh.. maaf banget ya..” seseorang itu ngulurin tangannya
Gw melongo. Ya Allah.. Cantiknyaaaa
“Mas?”
Suara cewe itu menyadarkan gw. Dia masih mengulurkan tangannya
“Eh.. iya iya.. gapapa. Tadi juga gw, eh.. aku lagi meleng kok hehehe”
“Sukur deh kalo gitu. Sekali lagi maaf ya mas..” katanya sambil senyum
Gw cuma ngangguk-ngangguk bego. Dan ntah dapat keberanian dari mana..
“Ehm.. sori..”
Cewe itu nengok “Ya?”
“Itu.. kamu tau dari mana nama aku Dimas? Kayanya kita baru ketemu deh..”
Cewe itu mengulum senyumnya. Sumfeh bikin meleleh itu senyumaann!!
“Aku malah baru tau nama kamu Dimas, Mas..”
Badan gw mendadak kaku. OEMJIHHHH!!! Maka tanpa nunggu hujan lebat petir menyambar, gw pamit mundur sama cewe itu. Oh Tuhan.. semoga ga ada saksi mata yang ngeliat kejadian barusan.
 “Diparkiran ada CCTV nya ga sih? gw pengen banget ngeliat tampang dodol lo, dim! Hahahaha” kata Upi tanpa perasaan
“Gw pikir tabrakan sama cewe cakep itu cuma terjadi di film-film aja, guys. Ternyata gw ngalami sendiri kemaren. Sayangnya gw ga sempet nanya namanya..”
Ngeliat tampang gw yang serius, kedua sahabat gw itu mulai ikutan serius juga. Mereka bilang bakal bantu gw nyari tau tentang cewe itu. Si cantik misterius yang udah bikin gw cengo at the first sight. Iya, cengo. Karena gw termasuk orang yang ga percaya sama teori “cinta pada pandangan pertama” yang terkenal itu.
::
Genap dua belas hari udah gw dan dua dayang-dayang setia gw menyusuri sekolah. Nanya temen-temen sejurusan, nanya anak-anak IPA, guru-guru sampe nanya para satpam sekolah dan mba Tuti sama mas Prapto kantin demi dapet informasi tentang cewe cantik itu. Gw bahkan sampe rajin banget nongkrong di parkiran saking berharap ketemu lagi sama perempuan asing yang udah bikin gw ngebet banget pengen kenalan sama dia. Kadang sampe nongkrong di halte bis deket sekolah, mencari kemungkinan bisa ngobrol bentar untuk sekedar tau namanya. Tapi hasilnya? None! Zero! Nothing! Ga ada seorang pun yang tau tentang dia. Ga pernah lagi gw ketemu sama dia.
“Lo yakin dia manusia, bro?” Dodit nanya sambil masukin potongan terakhir pisang goreng ke mulutnya. “enak nih pisangnya.. manis. hehe” sambungnya
“Ya yakinlah..”
“Yakin, dim? Jangan-jangan dia dedemit! Hiiyyy” Upi nyamber
“Yakin kok. Orang kakinya napak di tan..”
Gw menghentikan omongan gw karena kedua mahluk jail itu cekikikan. Siyal! Gw kena di provokasi sama mereka -_-
“Kalopun dia bukan manusia.. bisa dipastiin dia bukan dedemit! Dia itu lebih pantes jadi bidadari. Lagian kalo dedemitnya secantik dia mah gw ga nolak daah wkwkwk”
“Dih! Gw mah ogggaah! Biar cantik kaya apa juga.. gw lebih milih manusia walo ancur” Dodit ngerangkul Upi sambil naek-naekin kedua alisnya.
“MAKSUDD??!!” Upi melotot
“Hahahaha” tawa gw dan Dodit menutup obrolan kita di Taman Suropati sore itu.
::
Jantung gw berhenti dan untuk kemudian langsung lari tanpa pemanasan lagi demi ngeliat sosoknya. Cewe berkulit kuning langsat, bermata coklat muda, berambut sedikit ikal yang panjangnya hampir sepinggang dia dengan lensung pipi yang bikin senyumnya makin terlihat aduhai itu berdiri tepat di depan gw saat ini. WHOAA!! Mariana Renata-nya gw ada diruang tamu rumah gw! lagi bermimpikah gw?!
“Woii!! Jangan sawan gitu dong loo. Iya gw tau cewe gw ini cantik.. tapi ga usah sampe ngangga juga kalii hahaha. Ini loh kejutan istimewa yang gw ceritain di telpon dua hari yang lalu”
“Hah?! Lo bilang a-apa tadi, mas?” Tuhan.. gw harap gw salah dengerrrr
“Gw bilang cewe g..”
“Ja-jadi.. i-ini.. i-ni..”
“Ini Wati, Kakaknya Budi! Hahaha.. ini cewe gw, Dimassss. kenapa sih? nyawa lo belon ngumpul ye makanya jadi aneh gini?” Mas Rio menatap gw dengan heran
Ternyata gw ga salah denger.. ada rasa sakit yang tiba-tiba. samar tapi cukup terasa.
“Ah.. engg-enggaaaa hehehe. Aneh apa sih mas! Ehehehe. Gw cuma keingetan pernah ketemu sama.. engg, mba.. siapa? Kita belum sempet kenalan waktu itu” sekuat tenaga gw ulurin tangan ke cewe itu.
“Oh iya! Kamu! Ya ampuunn.. aku baru ngeh ahaha. Maaf ya” katanya sembari ngebales jabat tangan gw “Arini..” dia menyunggingkan senyumannya yang oh so beautiful itu. Setengah idup gw berusaha nenangin detak jantung gw yang langsung heboh jumpalitan.
“Lhoo.. kalian pernah ketemu? Kapan? Dimana?” berondong mas Rio   
“Jadi gini loh, sayang.. beberapa minggu lalu waktu aku mampir ke SMU Taruna buat survey lokasi syuting untuk tugas film pendekku..”
Si cantik misterius itu menceritakan tentang pertemuannya dengan gw. Pertemuan yang bikin gw amat sangat berharap bisa ketemu lagi terus kenalan sama dia. Pertemuan yang.. ah, Dimas! Sadarr!! Si cantik itu udah ga misterius lagi! Dia itu pacar nya abang lo! Gw menghela napas. Berusaha tetap tersenyum walo hati gw terasa diiris piso berkarat terus lukanya disiram spirtus.. pedih, Jendral! Well, paling engga harapan lo untuk kenalan sama dia udah kekabul kan? Gw ngangguk-ngangguk ngejawab pertanyaan hati gw masih dengan senyum palsu yang gw pamerin ke abang semata wayang gw dan mba Arini, cewe nya.
Strange Foreign Beauty.. You’ll never know, what i felt for you..
Sebait lirik Strange Foreign Beauty nya Michael Learns To Rock itu mengalun di otak gw ketika pandangan gw bertubrukan sesaat dengan pandangannya. Ah, Mba Arini..
Gw ga nyangka sama sekali kalo kejutan istimewa yang mas Rio maksud dua hari yang lalu itu adalah ini. Seorang mahasiswi cantik, calon sutradara yang baru dia tembak sebulan yang lalu. Cinta yang berawal dari pertemanan dan mereka berdua kompak berharap akan berakhir dipelaminan. Dan gw harus membunuh segala rasa yang gw punya buat si cantik itu. Iya, mas Rio.. kejutan lo ini berhasil banget bikin gw terkejut. Ngilu yang dirasa sama hati gw saat ini itu sungguh.. istimewa sakitnya!
Never know.. what i felt for you,
You were always on my mind..
Never know..  how it feels to hold you,
How it feels to be with you..
Never know.. never know..
Bait-bait akhir dari lagu nya band asal Denmark itu menemani gw menikmati hujan yang mulai turun dihati gw.
::::